Mencetak Generasi Yang Seimbang Iman, Ilmu, dan Amalnya

Kamis, 28 April 2011


Ciri Ciri Belajar
Belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu, untuk cirinya menurut Prof. Dr. Udin S. Winataputra dkk adalah:
1.      Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap nilai serta ketrampilan (psikomotor)
2.      Perubahan harus merupakan buah dari pengalaman, perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, seorang annak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. Disamping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya , seorang anak akan berhati hati dalam menyebrang jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungan. Mengedipkan mata saat memandang cahaya yang menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium harumnya masakan bukan merupakan hasil  belajar. Disamping itu, perubahan perilaku karena faktor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak tidak dapat belajar berbicara sampai cukup umurnya. Tetapi perkembangan kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada rangsangan dari lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kemampuan berjalan
3.      Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku akibat obat obatan, minuman keras dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen

Selasa, 26 April 2011

Metode Inquiry / penemuan

Strategi Pembelajaran Tak Langsung Metode Inquiri

Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode inquiry:
1. Orientasi

Adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
 Menjelaskan pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan akan memiliki motivai yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
 Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
 Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki setiap individu sejak lahir. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan harus dibina. Salah satu cara yang harus dilakukan guru untuk mengembangkan hipotesis siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berari mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Meumuskan kesimpulan
Adalah poses mendeskrisikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

06/20/2009 - Posted by zaifbio | Uncategorized

Senin, 25 April 2011

Genius Learning

Genius Learning Strategy, part 1
Sebenarnya apa sih genius learning itu?  Apa bedanya dengan metoda pengajaran yang selama ini kita kenal? Genius learning atau lebih tepat disebut Holistic Learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Genius learning ini berdasarkan pengetahuan berbagai disiplin ilmu loh, seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, multiple intelligence dan teknik belajar lainnya. Dasar Genius learning adalah metode accelerated learning. Makin penasaran kan, sebernarnya kegunaan genius learning itu apa aja?
Pada intinya tujuan metode belajar ini adalah membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan. Belajar jadi sama asyiknya dengan nonton film di bioskop, atau hang out di mal, malah bisa jadi lebih asyik. Orang yang pertama kali mengembangkan metode adalah Dr. Georgi Lozanov dari Bulgaria.
Prinsip-prinsip utama dalam metode genius learning adalah
1.  Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan tantangan berpikir. Lingkungan seperti itu akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2.  Besarnya harapan berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat kita menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan bersifat pribadi.
3.  Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantangan tinggi namun dengan tingkat ancaman yang rendah. Dalam kondisi ini bagian neo-cortex di otak dapat diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan maksimal.
4.  Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak pilihan.
5.  Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik membantu untuk men-charge otak. Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Dan ketiga, musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
6.  Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda pada otak kita. Dengan menggunakan teknik dan strategi khusus, kita dapat mengingat segala hal dengan sangat mudah.
7.  Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Agar proses belajar kita optimal, kedua kondisi ini harus benar-benar diperhatikan.
8.  Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman pribadi. Ada beberapa kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
9.  Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan, namun kedua belah hemisfer otak ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.
Pengen tau lebih lanjut tentang metode genius learning ini? Langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan dalam metode ini? Puaskan rasa ingin tahu mu melalui artikel selanjutnya yang berjudul “Genius Learning Strategy, part 2”.
Genius Learning Strategy, part 2
Pada artikel ini kita akan mengupas lebih dalam genius learning strategy. Mungkin sebagian dari kita bertanya, benarkah Genius Learning begitu dahsyat hasilnya? Hasil yang paling mengesankan dan luar biasa adalah percobaan yang dilakukan oleh Dr. Georgi Lozanov dalam bidang pengajaran bahasa asing. Beliau melaporkan bahwa pelajar di Bulgaria yang menggunakan metode ini merasa jauh lebih mudah menghapal 1.000 hingga 1.200 kata dalam bahasa asing daripada hanya menghapal 500 kata saja. Mereka dapat belajar 1.200 kata dalam bahasa asing hanya dalam waktu satu hari. Luar biasa.
Sebelum kita menggunakan metode genius learning ini, kita harus lebih dahulu tahu apa gaya belajar kita. Gaya belajar manusia ada tiga macam, yakni gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Setiap orang punya gaya belajar yang berbeda. Tidak ada gaya belajar yang paling bagus dan palik buruk, semua gaya belajar tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau kamu pengen tahu gaya belajar kamu, kamu dapat mengetesnya melalui kuis sederhana di dalam artikel “Kuis Gaya Belajar”.
Dengan mengetahui gaya belajar kamu, kamu akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang cara belajar yang benar-benar sesuai dengan diri kamu. Orang yang memiliki gaya belajar visual akan sangat mudah melihat atau membayangkan apa yang dibicarakan. Mereka sering melihat gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka melihat kejadian, melihat informasi itu tertulis atau dalam bentuk gambar.
Orang dengan gaya belajar auditori akan mengekspresikan diri mereka melalui suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun komunikasi eksternal dengan orang lain. Bila hendak menuliskan sesuatu, orang ini akan mendengar suara dari apa yang akan ia tulis. Bila ia harus bertemu dan akan berbicara dengan seseorang yang baru ia kenal, ia akan melakukan latihan mental mengenai apa saja yang akan ia katakan dan bagaimana cara mengatakannya.
Orang dengan gaya belajar kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan dan gerakan. Bila diminta untuk menuliskan suatu kata, orang ini akan “merasakan” dulu kata tersebut baru setelah itu menuliskan kata tersebut. Orang kinestetik akan belajar maksimal dalam suatu kondisi di mana banyak keterlibatan fisik dan gerakan.
Salah satu contoh penerapan genius learning adalah metode menghapal yang efektif. Silahkan baca artikel yang berjudul “Cara Meningkatkan Daya Ingat.” Salam genius.
Cara Meningkatkan Daya Ingat
Saya ingin mengadakan percobaan kecil untuk mengetahui daya ingat kamu. Lakukan percobaan kecil ini dengan serius. Apakah kamu siap? Kalau ya, coba kamu hapalkan kata-kata di bawah ini dalam waktu 90 detik! Yang harus kamu hapalkan adalah kata-kata itu dan juga urutannya. Urutan kata tidak boleh terbalik. Sekarang siapkan jam kamu. Lihat jam dan… mulai…
1.  Rumah
2.  Gudang
3.  Pesawat
4.  Bazoka
5.  Gunung
6.  Merpati
7.  Hotel
8.  Samudra
9.  Jakarta
10. Amerika
Setelah 90 detik, kamu jangan langsung menuliskan apa yang baru kamu hapalkan. Yang kamu harus lakukan adalah meneruskan membaca selama sekitar 2-3 menit, baru setelah itu kamu tuliskan apa saja yang berhasil kamu ingat.
Bagaimana skor kamu? Berapa banyak yang dapat kamu ingat? Apakah kamu dapat mengingat 5 kata, 10 kata ataukah semuanya? Bila skor kamu baik, saya ucapkan selamat buat kamu. Bila skor kamu kurang baik, saya juga mengucapkan selamat. Lho kok begitu? Sebab dengan melakukan percobaan kecil ini, kini kamu mulai menyadari keadaan dan kekuatan daya ingat kamu. Setelah kamu tahu kondisi ini, kamu dapat meningkatkan daya ingat kamu. Lalu bagaimana caranya?
Semakin baik cara kita menerima, mengolah dan menyimpan, akan semakin mudah juga kita untuk mengingat kembali data yang telah kita simpan tersebut. Lalu mengapa kita mudah lupa atau sulit mengingat informasi yang kita butuhkan? Masalah yang sebenarnya bukanlah mengapa kita sulit mengingat, tetapi bagaimna kita memasukkan informasi itu ke dalam memori kita. Seberapa kuat dan akurat informasi itu tertanam dalam memori kita. Jika kita memasukkan informasi saja sudah mengalami kesulitan, jangan berharap kita dapat dengan mudah mengingat kembali data tersebut.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, “Apakah daya ingat dapat ditingkatkan? Jawabannya, “Dapat, asal kita tahu caranya dan bersedia melatih otot memori kita.” Ada teknik memori yang dapat kita gunakan untuk membantu meningkatkan daya ingat kita. Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak yang sesuai dengan cara kerja otak. Karena metode yang digunakan sejalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi maka hal itu akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan menyimpan informasi.
Otak sangat suka akan hal yang bersifat:
1.  Tidak masuk akal/ekstrem berlebihan
2.  Seksi
3.  Penuh warna
4.  Multi sensori (melibatkan lebih dari satu panca indera)
5.  Lucu
6.  Melibatkan emosi
7.  Melibatkan irama atau musik
8.  Tindakan Aktif
9.  Gambar tiga dimensi dan hidup/aktif
10.                Menggunakan asosiasi
11.                Imajinasi
12.                Simbol
13.                Nomor dan urutan
Ada beberapa teknik mengapal yang efektif, namun saat ini hanya akan dibahas satu teknik saja, yakni teknik rantaian kata. Sesuai namanya, dalam teknik ini kita merantaikan atau menyambung kata-kata yang ingin kita hapal. Kita menyambung/merantaikan kata tersebut dengan membuat suatu cerita. Namun sebelum kita mencoba teknik ini, perlu diketahui ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat suatu cerita pendek yang baik yang dapat meningkatkan daya ingat kita. Syarat utamanya adalah kita harus ingat apa yang disukai oleh otak, yaitu 14 poin yang saya sebutkan di atas. Syarat lainnya:
1.  Buatlah cerita yang berisi suatu aksi/tindakan
2.  Hindari perubahan bentuk/obyek yang kita hapal
3.  Jangan menambahkan obyek lain
4.  KISS (Keep It Super Simple)
5.  Saat kamu membuat cerita yang berisi gambar dari kata/obyek yang ingin dihapal, usahakan untuk menutup mata kamu sambil arahkan bola mata kamu ke arah kiri atas.
Sekarang, setelah memahami syarat membuat rantaian kata yang baik, mari kita berlatih menggunakan teknik ini. Kini saya minta kamu untuk menghapalkan kembali kata-kata berikut.
1.  Rumah                                     
2.  Gudang
3.  Pesawat
4.  Bazoka
5.  Gunung
6.  Merpati
7.  Hotel
8.  Samudra
9.  Jakarta
10.                Amerika
Lakukan hal berikut ini:
1.  Bayangkan rumah kamu. Setelah gambar rumah kamu jelas terlihat di dalam pikiran kamu, bayangkan rumah kamu mempunyai tangan yang kuat.
2.  Rumah tadi kemudian mengangkat gudang.
3.  Gudang ini lalu dilemparkan dan mengenai sebuah pesawat Boeing, tepat menindih kepala pesawat. Kamu bayangkan pesawat yang mengerang kesakitan, napasnya terengah-engah.
4.  Pesawat, menggunakan tangannya, menggapai-gapai mencari sesuatu dan ternyata menemukan bazoka.
5.  Pesawat menembak gudang dengan menggunakan bazoka. Namun sayang tembakan meleset dan mengenai sebuah gunung. Tembakan bazoka menimbulkan lubang besar pada gunung.
6.  Dari gunung keluar banyak sekali merpati.
7.  Merpati terbang mencari tempat tinggal baru dan memilih tinggal di hotel.
8.  Ternyata di dalam hotel ada si Samudra yang sedang merencanakan tindakan jahat.
9.  Setelah rencananya matang, si Samudra berangkat ke Jakarta.
10.                Samudra hendak mengebom fasilitas Amerika.
Sekarang kamu sudah mengetahui salah satu teknik menghapal yang efektif. Jadi buat apa susah-susah menghapal lagi, kini menghapal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan. Selamat mencoba.

Sabtu, 23 April 2011

Perkembangan Peserta Didik
agar anak senang besekolah dan terhindar dari masalah, pahami tahap perkembangan anak dari kelas I hingga kelas VI, menurut konselor Ristriarie Kusumaningrum, M.Psi., tahapannya sebagai berikut:
·  Kelas I
Usai anak biasanya 6 th atau lebih. Diawal tahun ajaran baru, anak anak akan merasa waktu belajarnaya panjang dan lama, sehingga mereka mudah lelah dan sering bertanya kapan waktunya pulang. Lamanya fase penyesuaian sekitar 3 – 4 minggu. Sebaiknya di rentang waktu tersebut pihak sekolah lebih banyak memperkenalkan:
a)      lingkungan baru kepada anak
b)      mengenal teman sekelas
c)      memperkenalkan fasilitas yang ada di sekolah
d)     materi belajarnya juga dilakukan dengan bermain
hindari pekerjaan rumah (PR), terutama anak anak yang baru masuk sekolah. Anak lebih mudah mengerti instruksi yang diberikan dalam bentuk kalimat pendek dan sederhana. Sangat percaya pda gurunya, semu a hal yang dikatakan guru adalah benar. Tak heran anak suka kesal jika orang tua tak mau mengerjakan tugas sesuai dengan yang diajarkan guru di sekolah
anak anak pada masa ini senang bermain kelompok, tapi sering kesal dengan teman teman yang maunya menang sendiri. Masih suka mengadu jika ada perbuatan temannya yang kurang baik, karena mereka belum mengetahui bagaimana menilai orang lain. Mereka perlu aturan yang jelas dan dilakukan secara konsisten agar dapat berperilaku baik, lebih menyukai perilaku positifnya saja yang diperhatikan
Tip buat orang tua / wali / pengampu kelas I:
·      Banyak memperhatikan dan merespon sikap positif anak
·      Jika ada sesuatu yang baru, bantu anak menyiapkannya lebih dahulu. Contoh, di TK dia tidak mengenal ujian. Nah, masuk kelas 1 SD, dia akanmenghadapi ujian (ujian harian, tengah semester, akhir semester). Beri pengertian, “dengan adanya ujian, kamu bisa mengetahui, apakah sudah paham atau belum materi yang guru berikan setiap hari
·      Berkomunikasi dengan guru / wali kelas / wali siswa mengenai materi pelajaran dan metodenya yang diberikan pada anak
·      Ajari anak caranya bekerja dan belajar dalam kelompok; bagaimana berbagi tugas dengan teman, berbicara, dan mendengarkan pendapat teman
·      Ajari anak menilai temannya, baik atau tidak, cocok atau tidak dengan lingkungan. Ajarkan juga asertif ( berani menolak bila dikasari atau mendapat perlakuan negatif)
·  Kelas II
Umumnya sudah lebih tenang, lebih banyak diam, dan lebih teratur; juga lebih menguasai ketrampilan akademik dan siap mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari hari. Kadang sangat sensitif terutama yang berhubungan dengan perasaan, sehingga seringkali moody
Anak tetap membutuhkan ruang untuk bergerak dan bereksplorasi. Jadi sistem belajarnya tetap harus lebih aktif secara fisik agar anak tidak bosan. Anak mulai bersahabat dengan 1 – 2 orang meski hanya bertahan sebentar. Anak cenderung memilih teman yang banyak persamaan dengan dirinya. Jika terjadi konflik, masih butuh bantuan untuk mamahami kesalahannya. Senang bekerja kelompok; mulai berusaha keras untuk menjadi teman yang baik agar tetap menjadi bagian dari teman temannya
Pemahaman anak terhadap konsep abstrak seperti konsep matematika klasifikasi semakin baik, sehingga membuat mereka sering mengklasifikasikan teman teman yang berbeda, semisal anak laki laki mainnya dengan anak laki laki dan sebaliknya
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Dalam membantu anak mengatasi konfliknya dengan teman, ajukan pertanyaan seperti, “apa yang terjadi ?”, “bagaimana kira kira perasaan temanku ?”, bagaimanakah aku dapat memperbaikinya ?”. beri pengertian dan latih anak untuk dapat melihat bahwa setiap orang diciptakan berbeda, masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan
       
·  Kelas III
Rasa percaya diri makin bertambah, anak merasa harus sukses atau ia akan kehilangan rasa kepercayaan dirinya. Sikapnya masih mendua antara positif dan negatif. Anak tahu, ada orang dewasa yang senang dan tidak senang dengan sikapnya.
Persahabatan dengan teman mulai bertahan lama; mulai mengembangkan rasa suka dan tidak suka dengan orang lain atau hal lain seperti musik, olahraga, dll.
Mampu berfikir sistematis, logis, dan dapat mengerjakan beberapa tugas; senang dengan kegiatan menulis dan mengarang karena mereka sudah cukup terampil melakukannya. Mampu mendramatisasi segala hal. Misalnya, bercerita tentang salah seorang teman, tetapi ceritanya belum tentu benar, karena biasanya hanya berupa rekayasa semata. Salurkan kemampuannya ini dengan menulis sekenario atau memproduksi drama bagi teman teman atau adik kelas
Anak senang dan dapat mengikuti percakapan orang dewasa; paham bahwa ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya; ia lebih membutuhkan  pembimbing yang dapat ia hormati
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Saat bercanda dengan anak gunakan kata kata dan kalimat yang baik, bantu anak dalam memilih sikap yang cocok atas perilakunya yang kurang baik, seringlah ajak anak ke toko buku untuk menanamkan cinta buku sehingga wawasannnya makin luas
·  Kelas IV
Anak mulai kehilangan rasa percaya diri dan menjadi kurang ekspresif, mulai ingin lebih mandiri dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain. Mulai memahami perasaan sendiri dan lebih memahami mengapa orang lain melakukan apa yang menurut dia baik untuk dilakukan. Mulai lancar berkomunkasi, termasuk mempengaruhi orang lain.
Minat semakin luas, anakpun mampu berfikir kritis dan analisis. Mulai tertarik dengan hal yang terjadi di dunia luar. Emosi naik turun dan lebih bervariasi. Anak perlu waktu untuk memahami emosinya dan mendiskusikannya dengan orang tua disetiap pertemuan. Pendampingan orang tua / wali / guru dengan cara memberikan nasehat (bukan menggurui) sangatlah penting
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Jangan tetlalu sering mengkritik anak dan teman temannya, saat ini anak lebih berorientasi pada teman sebaya dan menginginkan penghargaan dari teman teman dalam kelompok, jika ada teman yang dihukum anak akan sekuat mungkin membela karena kekompakan penting baginya, sekalipun ia belum sepenuhnya memahami mengapa temannya dihukum. Anak perlu banyak bimbingan karena mungkin saja ia malah membela teman yang bersalah 
·  Kelas V
Mulai memasuki masa praremaja. Terjadi perubahan bentuk tubuh dan menjadi sensitif karena perubahan tersebut. Hindari memberikan kritik berlebihan tentang perubahan tubuh anak. Mulai tertarik dengan lawan jenis dan lebih siap mengatasi tugas sekolah yang semakin banyak serta berat.
Meski secara fisik sudah terlihat besar, tapi tetap ada bagian dari dirinya yang seperti anak kecil, semisal menangis ketika mengerjakan soal matematika yang sulit, senang dipeluk dan dimanja orang tua. Sebagian ciri ciri remaja mulai terlihat seperti, mudah bosan, suka melawan orang tua tetapi sebenarnya mereka membutuhkan orang tua dan agak terobsesi dengan teman sebaya.
Sering membandingkan hal yang dilakukan orang tua dengan yang dilakukan teman, tidak terlalu percaya pada guru, menganggap guru membosankan dan tidak adil dalam memperlakukan siswa siswanya. Lebih berani mempertanyakan hal yang diminta orang dewasa dan mengungkapkan pendapat sendiri
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
            Harus bisa mengatur emosi jangan mengumbar amarah didepan anak, tetap membuka jalur komunikasi dan lebih berperan sebagai pendengar aktif tunggu waktu yang tepat untuk memberikan nasehat. Jadilah sosok yang dapat diajak bercerita dan membantu menyelesaikan masalah, bukan yang mengatuh hidup anak. Bersikap tegas tetap perlu, namun dalam situasi dan kondisi tertentu harus bisa luwes  
·  Kelas VI
Kondisi anak tidak jauh berbeda dari kelas sebelumnya, namun perubahan bentuk tubuh dan emosi biasanya akan lebih jelas terlihat termasuk emosi yang belum stabil dan ketertarikannya pada lawan jenis
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Butuh kesabaran lebih dalam menghadapi sikap anak, selain harus lebih banyak mendengarkan. Ajukan pertanyaan yang dapat membuat anak berfikir tentang keputusannya, bukan langsung meberikan solusi

Kamis, 28 April 2011


Ciri Ciri Belajar
Belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu, untuk cirinya menurut Prof. Dr. Udin S. Winataputra dkk adalah:
1.      Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap nilai serta ketrampilan (psikomotor)
2.      Perubahan harus merupakan buah dari pengalaman, perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, seorang annak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. Disamping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya , seorang anak akan berhati hati dalam menyebrang jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungan. Mengedipkan mata saat memandang cahaya yang menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium harumnya masakan bukan merupakan hasil  belajar. Disamping itu, perubahan perilaku karena faktor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak tidak dapat belajar berbicara sampai cukup umurnya. Tetapi perkembangan kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada rangsangan dari lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kemampuan berjalan
3.      Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku akibat obat obatan, minuman keras dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen

Selasa, 26 April 2011

Metode Inquiry / penemuan

Strategi Pembelajaran Tak Langsung Metode Inquiri

Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode inquiry:
1. Orientasi

Adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
 Menjelaskan pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan akan memiliki motivai yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
 Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
 Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki setiap individu sejak lahir. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan harus dibina. Salah satu cara yang harus dilakukan guru untuk mengembangkan hipotesis siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berari mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Meumuskan kesimpulan
Adalah poses mendeskrisikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

06/20/2009 - Posted by zaifbio | Uncategorized

Senin, 25 April 2011

Genius Learning

Genius Learning Strategy, part 1
Sebenarnya apa sih genius learning itu?  Apa bedanya dengan metoda pengajaran yang selama ini kita kenal? Genius learning atau lebih tepat disebut Holistic Learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Genius learning ini berdasarkan pengetahuan berbagai disiplin ilmu loh, seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, multiple intelligence dan teknik belajar lainnya. Dasar Genius learning adalah metode accelerated learning. Makin penasaran kan, sebernarnya kegunaan genius learning itu apa aja?
Pada intinya tujuan metode belajar ini adalah membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan. Belajar jadi sama asyiknya dengan nonton film di bioskop, atau hang out di mal, malah bisa jadi lebih asyik. Orang yang pertama kali mengembangkan metode adalah Dr. Georgi Lozanov dari Bulgaria.
Prinsip-prinsip utama dalam metode genius learning adalah
1.  Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan tantangan berpikir. Lingkungan seperti itu akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2.  Besarnya harapan berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat kita menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan bersifat pribadi.
3.  Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantangan tinggi namun dengan tingkat ancaman yang rendah. Dalam kondisi ini bagian neo-cortex di otak dapat diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan maksimal.
4.  Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak pilihan.
5.  Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik membantu untuk men-charge otak. Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Dan ketiga, musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
6.  Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda pada otak kita. Dengan menggunakan teknik dan strategi khusus, kita dapat mengingat segala hal dengan sangat mudah.
7.  Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Agar proses belajar kita optimal, kedua kondisi ini harus benar-benar diperhatikan.
8.  Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman pribadi. Ada beberapa kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
9.  Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan, namun kedua belah hemisfer otak ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.
Pengen tau lebih lanjut tentang metode genius learning ini? Langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan dalam metode ini? Puaskan rasa ingin tahu mu melalui artikel selanjutnya yang berjudul “Genius Learning Strategy, part 2”.
Genius Learning Strategy, part 2
Pada artikel ini kita akan mengupas lebih dalam genius learning strategy. Mungkin sebagian dari kita bertanya, benarkah Genius Learning begitu dahsyat hasilnya? Hasil yang paling mengesankan dan luar biasa adalah percobaan yang dilakukan oleh Dr. Georgi Lozanov dalam bidang pengajaran bahasa asing. Beliau melaporkan bahwa pelajar di Bulgaria yang menggunakan metode ini merasa jauh lebih mudah menghapal 1.000 hingga 1.200 kata dalam bahasa asing daripada hanya menghapal 500 kata saja. Mereka dapat belajar 1.200 kata dalam bahasa asing hanya dalam waktu satu hari. Luar biasa.
Sebelum kita menggunakan metode genius learning ini, kita harus lebih dahulu tahu apa gaya belajar kita. Gaya belajar manusia ada tiga macam, yakni gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Setiap orang punya gaya belajar yang berbeda. Tidak ada gaya belajar yang paling bagus dan palik buruk, semua gaya belajar tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau kamu pengen tahu gaya belajar kamu, kamu dapat mengetesnya melalui kuis sederhana di dalam artikel “Kuis Gaya Belajar”.
Dengan mengetahui gaya belajar kamu, kamu akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang cara belajar yang benar-benar sesuai dengan diri kamu. Orang yang memiliki gaya belajar visual akan sangat mudah melihat atau membayangkan apa yang dibicarakan. Mereka sering melihat gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka melihat kejadian, melihat informasi itu tertulis atau dalam bentuk gambar.
Orang dengan gaya belajar auditori akan mengekspresikan diri mereka melalui suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun komunikasi eksternal dengan orang lain. Bila hendak menuliskan sesuatu, orang ini akan mendengar suara dari apa yang akan ia tulis. Bila ia harus bertemu dan akan berbicara dengan seseorang yang baru ia kenal, ia akan melakukan latihan mental mengenai apa saja yang akan ia katakan dan bagaimana cara mengatakannya.
Orang dengan gaya belajar kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan dan gerakan. Bila diminta untuk menuliskan suatu kata, orang ini akan “merasakan” dulu kata tersebut baru setelah itu menuliskan kata tersebut. Orang kinestetik akan belajar maksimal dalam suatu kondisi di mana banyak keterlibatan fisik dan gerakan.
Salah satu contoh penerapan genius learning adalah metode menghapal yang efektif. Silahkan baca artikel yang berjudul “Cara Meningkatkan Daya Ingat.” Salam genius.
Cara Meningkatkan Daya Ingat
Saya ingin mengadakan percobaan kecil untuk mengetahui daya ingat kamu. Lakukan percobaan kecil ini dengan serius. Apakah kamu siap? Kalau ya, coba kamu hapalkan kata-kata di bawah ini dalam waktu 90 detik! Yang harus kamu hapalkan adalah kata-kata itu dan juga urutannya. Urutan kata tidak boleh terbalik. Sekarang siapkan jam kamu. Lihat jam dan… mulai…
1.  Rumah
2.  Gudang
3.  Pesawat
4.  Bazoka
5.  Gunung
6.  Merpati
7.  Hotel
8.  Samudra
9.  Jakarta
10. Amerika
Setelah 90 detik, kamu jangan langsung menuliskan apa yang baru kamu hapalkan. Yang kamu harus lakukan adalah meneruskan membaca selama sekitar 2-3 menit, baru setelah itu kamu tuliskan apa saja yang berhasil kamu ingat.
Bagaimana skor kamu? Berapa banyak yang dapat kamu ingat? Apakah kamu dapat mengingat 5 kata, 10 kata ataukah semuanya? Bila skor kamu baik, saya ucapkan selamat buat kamu. Bila skor kamu kurang baik, saya juga mengucapkan selamat. Lho kok begitu? Sebab dengan melakukan percobaan kecil ini, kini kamu mulai menyadari keadaan dan kekuatan daya ingat kamu. Setelah kamu tahu kondisi ini, kamu dapat meningkatkan daya ingat kamu. Lalu bagaimana caranya?
Semakin baik cara kita menerima, mengolah dan menyimpan, akan semakin mudah juga kita untuk mengingat kembali data yang telah kita simpan tersebut. Lalu mengapa kita mudah lupa atau sulit mengingat informasi yang kita butuhkan? Masalah yang sebenarnya bukanlah mengapa kita sulit mengingat, tetapi bagaimna kita memasukkan informasi itu ke dalam memori kita. Seberapa kuat dan akurat informasi itu tertanam dalam memori kita. Jika kita memasukkan informasi saja sudah mengalami kesulitan, jangan berharap kita dapat dengan mudah mengingat kembali data tersebut.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, “Apakah daya ingat dapat ditingkatkan? Jawabannya, “Dapat, asal kita tahu caranya dan bersedia melatih otot memori kita.” Ada teknik memori yang dapat kita gunakan untuk membantu meningkatkan daya ingat kita. Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak yang sesuai dengan cara kerja otak. Karena metode yang digunakan sejalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi maka hal itu akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan menyimpan informasi.
Otak sangat suka akan hal yang bersifat:
1.  Tidak masuk akal/ekstrem berlebihan
2.  Seksi
3.  Penuh warna
4.  Multi sensori (melibatkan lebih dari satu panca indera)
5.  Lucu
6.  Melibatkan emosi
7.  Melibatkan irama atau musik
8.  Tindakan Aktif
9.  Gambar tiga dimensi dan hidup/aktif
10.                Menggunakan asosiasi
11.                Imajinasi
12.                Simbol
13.                Nomor dan urutan
Ada beberapa teknik mengapal yang efektif, namun saat ini hanya akan dibahas satu teknik saja, yakni teknik rantaian kata. Sesuai namanya, dalam teknik ini kita merantaikan atau menyambung kata-kata yang ingin kita hapal. Kita menyambung/merantaikan kata tersebut dengan membuat suatu cerita. Namun sebelum kita mencoba teknik ini, perlu diketahui ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat suatu cerita pendek yang baik yang dapat meningkatkan daya ingat kita. Syarat utamanya adalah kita harus ingat apa yang disukai oleh otak, yaitu 14 poin yang saya sebutkan di atas. Syarat lainnya:
1.  Buatlah cerita yang berisi suatu aksi/tindakan
2.  Hindari perubahan bentuk/obyek yang kita hapal
3.  Jangan menambahkan obyek lain
4.  KISS (Keep It Super Simple)
5.  Saat kamu membuat cerita yang berisi gambar dari kata/obyek yang ingin dihapal, usahakan untuk menutup mata kamu sambil arahkan bola mata kamu ke arah kiri atas.
Sekarang, setelah memahami syarat membuat rantaian kata yang baik, mari kita berlatih menggunakan teknik ini. Kini saya minta kamu untuk menghapalkan kembali kata-kata berikut.
1.  Rumah                                     
2.  Gudang
3.  Pesawat
4.  Bazoka
5.  Gunung
6.  Merpati
7.  Hotel
8.  Samudra
9.  Jakarta
10.                Amerika
Lakukan hal berikut ini:
1.  Bayangkan rumah kamu. Setelah gambar rumah kamu jelas terlihat di dalam pikiran kamu, bayangkan rumah kamu mempunyai tangan yang kuat.
2.  Rumah tadi kemudian mengangkat gudang.
3.  Gudang ini lalu dilemparkan dan mengenai sebuah pesawat Boeing, tepat menindih kepala pesawat. Kamu bayangkan pesawat yang mengerang kesakitan, napasnya terengah-engah.
4.  Pesawat, menggunakan tangannya, menggapai-gapai mencari sesuatu dan ternyata menemukan bazoka.
5.  Pesawat menembak gudang dengan menggunakan bazoka. Namun sayang tembakan meleset dan mengenai sebuah gunung. Tembakan bazoka menimbulkan lubang besar pada gunung.
6.  Dari gunung keluar banyak sekali merpati.
7.  Merpati terbang mencari tempat tinggal baru dan memilih tinggal di hotel.
8.  Ternyata di dalam hotel ada si Samudra yang sedang merencanakan tindakan jahat.
9.  Setelah rencananya matang, si Samudra berangkat ke Jakarta.
10.                Samudra hendak mengebom fasilitas Amerika.
Sekarang kamu sudah mengetahui salah satu teknik menghapal yang efektif. Jadi buat apa susah-susah menghapal lagi, kini menghapal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan. Selamat mencoba.

Sabtu, 23 April 2011

Perkembangan Peserta Didik
agar anak senang besekolah dan terhindar dari masalah, pahami tahap perkembangan anak dari kelas I hingga kelas VI, menurut konselor Ristriarie Kusumaningrum, M.Psi., tahapannya sebagai berikut:
·  Kelas I
Usai anak biasanya 6 th atau lebih. Diawal tahun ajaran baru, anak anak akan merasa waktu belajarnaya panjang dan lama, sehingga mereka mudah lelah dan sering bertanya kapan waktunya pulang. Lamanya fase penyesuaian sekitar 3 – 4 minggu. Sebaiknya di rentang waktu tersebut pihak sekolah lebih banyak memperkenalkan:
a)      lingkungan baru kepada anak
b)      mengenal teman sekelas
c)      memperkenalkan fasilitas yang ada di sekolah
d)     materi belajarnya juga dilakukan dengan bermain
hindari pekerjaan rumah (PR), terutama anak anak yang baru masuk sekolah. Anak lebih mudah mengerti instruksi yang diberikan dalam bentuk kalimat pendek dan sederhana. Sangat percaya pda gurunya, semu a hal yang dikatakan guru adalah benar. Tak heran anak suka kesal jika orang tua tak mau mengerjakan tugas sesuai dengan yang diajarkan guru di sekolah
anak anak pada masa ini senang bermain kelompok, tapi sering kesal dengan teman teman yang maunya menang sendiri. Masih suka mengadu jika ada perbuatan temannya yang kurang baik, karena mereka belum mengetahui bagaimana menilai orang lain. Mereka perlu aturan yang jelas dan dilakukan secara konsisten agar dapat berperilaku baik, lebih menyukai perilaku positifnya saja yang diperhatikan
Tip buat orang tua / wali / pengampu kelas I:
·      Banyak memperhatikan dan merespon sikap positif anak
·      Jika ada sesuatu yang baru, bantu anak menyiapkannya lebih dahulu. Contoh, di TK dia tidak mengenal ujian. Nah, masuk kelas 1 SD, dia akanmenghadapi ujian (ujian harian, tengah semester, akhir semester). Beri pengertian, “dengan adanya ujian, kamu bisa mengetahui, apakah sudah paham atau belum materi yang guru berikan setiap hari
·      Berkomunikasi dengan guru / wali kelas / wali siswa mengenai materi pelajaran dan metodenya yang diberikan pada anak
·      Ajari anak caranya bekerja dan belajar dalam kelompok; bagaimana berbagi tugas dengan teman, berbicara, dan mendengarkan pendapat teman
·      Ajari anak menilai temannya, baik atau tidak, cocok atau tidak dengan lingkungan. Ajarkan juga asertif ( berani menolak bila dikasari atau mendapat perlakuan negatif)
·  Kelas II
Umumnya sudah lebih tenang, lebih banyak diam, dan lebih teratur; juga lebih menguasai ketrampilan akademik dan siap mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari hari. Kadang sangat sensitif terutama yang berhubungan dengan perasaan, sehingga seringkali moody
Anak tetap membutuhkan ruang untuk bergerak dan bereksplorasi. Jadi sistem belajarnya tetap harus lebih aktif secara fisik agar anak tidak bosan. Anak mulai bersahabat dengan 1 – 2 orang meski hanya bertahan sebentar. Anak cenderung memilih teman yang banyak persamaan dengan dirinya. Jika terjadi konflik, masih butuh bantuan untuk mamahami kesalahannya. Senang bekerja kelompok; mulai berusaha keras untuk menjadi teman yang baik agar tetap menjadi bagian dari teman temannya
Pemahaman anak terhadap konsep abstrak seperti konsep matematika klasifikasi semakin baik, sehingga membuat mereka sering mengklasifikasikan teman teman yang berbeda, semisal anak laki laki mainnya dengan anak laki laki dan sebaliknya
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Dalam membantu anak mengatasi konfliknya dengan teman, ajukan pertanyaan seperti, “apa yang terjadi ?”, “bagaimana kira kira perasaan temanku ?”, bagaimanakah aku dapat memperbaikinya ?”. beri pengertian dan latih anak untuk dapat melihat bahwa setiap orang diciptakan berbeda, masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan
       
·  Kelas III
Rasa percaya diri makin bertambah, anak merasa harus sukses atau ia akan kehilangan rasa kepercayaan dirinya. Sikapnya masih mendua antara positif dan negatif. Anak tahu, ada orang dewasa yang senang dan tidak senang dengan sikapnya.
Persahabatan dengan teman mulai bertahan lama; mulai mengembangkan rasa suka dan tidak suka dengan orang lain atau hal lain seperti musik, olahraga, dll.
Mampu berfikir sistematis, logis, dan dapat mengerjakan beberapa tugas; senang dengan kegiatan menulis dan mengarang karena mereka sudah cukup terampil melakukannya. Mampu mendramatisasi segala hal. Misalnya, bercerita tentang salah seorang teman, tetapi ceritanya belum tentu benar, karena biasanya hanya berupa rekayasa semata. Salurkan kemampuannya ini dengan menulis sekenario atau memproduksi drama bagi teman teman atau adik kelas
Anak senang dan dapat mengikuti percakapan orang dewasa; paham bahwa ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya; ia lebih membutuhkan  pembimbing yang dapat ia hormati
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Saat bercanda dengan anak gunakan kata kata dan kalimat yang baik, bantu anak dalam memilih sikap yang cocok atas perilakunya yang kurang baik, seringlah ajak anak ke toko buku untuk menanamkan cinta buku sehingga wawasannnya makin luas
·  Kelas IV
Anak mulai kehilangan rasa percaya diri dan menjadi kurang ekspresif, mulai ingin lebih mandiri dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain. Mulai memahami perasaan sendiri dan lebih memahami mengapa orang lain melakukan apa yang menurut dia baik untuk dilakukan. Mulai lancar berkomunkasi, termasuk mempengaruhi orang lain.
Minat semakin luas, anakpun mampu berfikir kritis dan analisis. Mulai tertarik dengan hal yang terjadi di dunia luar. Emosi naik turun dan lebih bervariasi. Anak perlu waktu untuk memahami emosinya dan mendiskusikannya dengan orang tua disetiap pertemuan. Pendampingan orang tua / wali / guru dengan cara memberikan nasehat (bukan menggurui) sangatlah penting
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Jangan tetlalu sering mengkritik anak dan teman temannya, saat ini anak lebih berorientasi pada teman sebaya dan menginginkan penghargaan dari teman teman dalam kelompok, jika ada teman yang dihukum anak akan sekuat mungkin membela karena kekompakan penting baginya, sekalipun ia belum sepenuhnya memahami mengapa temannya dihukum. Anak perlu banyak bimbingan karena mungkin saja ia malah membela teman yang bersalah 
·  Kelas V
Mulai memasuki masa praremaja. Terjadi perubahan bentuk tubuh dan menjadi sensitif karena perubahan tersebut. Hindari memberikan kritik berlebihan tentang perubahan tubuh anak. Mulai tertarik dengan lawan jenis dan lebih siap mengatasi tugas sekolah yang semakin banyak serta berat.
Meski secara fisik sudah terlihat besar, tapi tetap ada bagian dari dirinya yang seperti anak kecil, semisal menangis ketika mengerjakan soal matematika yang sulit, senang dipeluk dan dimanja orang tua. Sebagian ciri ciri remaja mulai terlihat seperti, mudah bosan, suka melawan orang tua tetapi sebenarnya mereka membutuhkan orang tua dan agak terobsesi dengan teman sebaya.
Sering membandingkan hal yang dilakukan orang tua dengan yang dilakukan teman, tidak terlalu percaya pada guru, menganggap guru membosankan dan tidak adil dalam memperlakukan siswa siswanya. Lebih berani mempertanyakan hal yang diminta orang dewasa dan mengungkapkan pendapat sendiri
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
            Harus bisa mengatur emosi jangan mengumbar amarah didepan anak, tetap membuka jalur komunikasi dan lebih berperan sebagai pendengar aktif tunggu waktu yang tepat untuk memberikan nasehat. Jadilah sosok yang dapat diajak bercerita dan membantu menyelesaikan masalah, bukan yang mengatuh hidup anak. Bersikap tegas tetap perlu, namun dalam situasi dan kondisi tertentu harus bisa luwes  
·  Kelas VI
Kondisi anak tidak jauh berbeda dari kelas sebelumnya, namun perubahan bentuk tubuh dan emosi biasanya akan lebih jelas terlihat termasuk emosi yang belum stabil dan ketertarikannya pada lawan jenis
Tip buat orang tua / wali kelas / guru pengampu mapel
Butuh kesabaran lebih dalam menghadapi sikap anak, selain harus lebih banyak mendengarkan. Ajukan pertanyaan yang dapat membuat anak berfikir tentang keputusannya, bukan langsung meberikan solusi

SDIT Jabal Nur Sahabat Alam

SDIT Jabal Nur Sahabat Alam Allah menciptakan alam semesta dengan indahnya. Bumi yang megah dihiasi berbagai macam panorama alam menambah...